Metode Pembelajaran Sentra di TK Dharma Wanita Persatuan Malangsuko
Sekolah yang baik dan benar
senantiasa mengupayakan anak didiknya menjadi khalifah dan menyadarkan anak
didiknya untuk tetap menjadi hamba Allah yang sholeh. Maka untuk melangkah
menuju sekolah yang baik dan benar, TK Dharma Wanita Persatuan Malangsuko memberanikan
diri menggunakan model pembelajaran sentra. Metode pembelajarn dengan
menggunakan pendekatan sentra atau BCCT (Beyond Centre and Circle Time).
Konsep dari metode ini intinya merupakan pendekatan yang
berpusat pada anak, dalam kegiatan pembelajarannya anak ditempatkan sebagai
subyek yang menentukan dari mana dan dengan siapa ia belajar. Walaupun
demikian, pada setiap anak telah ditanamkan sikap tanggung jawab yang melekat,
yang tertuang dalam prosedur kerja yang menjadi aturan dalam setiap kegiatan
yang dilalui. Kelima prosedur kerja itu adalah memilih pekerjaan, bekerja
tuntas, lapor, dan beres-beres.
Setiap memulai kegiatan, guru memberikan pijakan pada siswa
sebagai landasan kegiatan pada hari itu, pijakan pengalaman sebelum main, yang
berisikan kesepakatan yang dibuat sebagai aturan saat bermain (belajar),
pijakan pengalaman saat main dalam kegiatan ini guru bertindak sebagai observer
yang mengamati dan memantau tingkah laku dan kosakata saat anak bermain,
pijakan setelah main, dalam kegiatan ini anak didik membereskan kembali alat
main yang telah digunakan. Lalu, diadakan recalling (mengingat kembali) anak
didik menceritakan pada guru kegiatan apa yang telah dilaksanakannya. Dengan
pendekatan ini, tiap-tiap kelas juga berfungsi sebagai sentra. Siswa akan
memasuki sentra-sentra setiap hari dengan sistem moving class. Ada 5
sentra yaitu Sentra Imtaq, Sentra Sains, Sentra Makro-Mikro, Sentra Persiapan dan
Sentra Seni. TK Dharma
Wanita Persatuan Malangsuko akan mencoba menerapkan pembelajaran BCCT ini
dengan harapan semoga banyak hal positif yang dapat dirasakan anak
didik, guru, maupun
orang tua.
Kenapa
menggunakan metode sentra??
Inilah jawaban menyeluruh terhadap kebutuhan bangsa yang kini sibuk mencari
formula bagi sebuah “pendidikan karakter” yang bisa mengubah
moral-mental-nalar bangsa ini menjadi lebih baik. Juga sekaligus menjadi
jawaban bagi kebutuhan sebuah pendidikan “berstandar internasional”. Metode Sentra merupakan paradigma
baru di bidang pendidikan dan pengajaran. Mengingat begitu luas tujuan dan
cakupannya, di sini hanya akan dikemukakan beberapa prinsipnya yang berbeda
dengan metode konvensional. Dalam pembelajaran dengan Metode Sentra,
kurikulum tidak diberikan secara klasikal, melainkan individual, disesuaikan
dengan tahap perkembangan masing-masing anak. Basis pembelajaran adalah bermain
sambil belajar. Suasana belajar-mengajar dibangun untuk memberikan rasa nyaman
dan bahagia (happy learning). Untuk mencapai suasana tersebut, guru
bersama murid duduk dalam lingkaran, supaya posisi mata guru sejajar dengan
mata para murid, sehingga tidak ada jarak hierarkial.
Ada 5 sentra yang disediakan agar
anak-anak bisa bermain gembira dan mendapatkan banyak pilihan pekerjaan:
v Sentra
Persiapan (membangun
kemampuan keaksaraan);
v Sentra Seni (membangun kreatifitas, sensori
motor, kerjasama);
v Sentra Sains (membangun sensori motor, fisika
sederhana, pemahaman akan batasan dan sebab-akibat);
v Sentra Makro-Mikro (mambangun imajinasi, daya hidup,
adaptasi, kemandirian, kebahasaan, kepemimpinan); serta
v Sentra Imtaq (iman dan taqwa).
Setiap hari, anak bermain di Sentra yang berbeda (moving
class). Di setiap Sentra, kemampuan klasifikasi anak dibangun secara
terus-menerus agar mereka bisa memiliki konsep berpikir yang benar, kritis, dan
analitis. Semua pengetahuan (knowledge) diberikan secara kongkret, tidak
abstrak. Anak-anak dirangsang untuk “menemukan sendiri” konsep-konsep faktual
mengenai bentuk, warna, ukuran, ciri, tanda, sifat, habitat, manfaat, serta
rangkaian sebab-akibat.
x
Komentar
Posting Komentar